ARTICLES
Sisi Sufistik ESQ Ary Ginanjar, Penting Dalam Pembangunan Masyarakat Modern
|
POLEMIK TOL TENGAH KOTA DAN TATA RUANG SURABAYA
Written by Basyir Baick
January, 13 2013
Written by Basyir Baick
January, 13 2013
Akhir-akhir ini terdapat polemik antara Gubernur Jawa Timur beserta kalangan DPRD Jawa Timur dengan Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, mengenai rencana pembangunan jalan tol di tengah kota Surabaya. Keputusan pembangunan jalan tol tersebut telah ditetapkan sebagai peraturan daerah (Perda) Provinsi Jawa Timur dalam sidang paripurna di Gedung DPRD Jatim, Kamis, 29 Desember 2011 dalam bentuk RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) Jawa Timur 2011-2031. Adapun alasan direncanakannya pembangunan jalan tol tengah kota tersebut adalah untuk mengurangi kemacetan di jalan-jalan di kota Surabaya yang semakin lama, semakin padat. [read more]
|
PERMASALAHAN SEPUTAR REALISASI OTONOMI DAERAH
Written by Basyir Baick
January, 2013
Written by Basyir Baick
January, 2013
Pemerintah Kota Surabaya punya program pembangunan yang telah tersusun secara detail dengan skala yang cukup besar dan berkesinambungan hingga 20 tahun ke depan. Untuk merealisasikan program pembangunan tersebut diperlukan dana yang tidak sedikit, maka untuk itu pemerintah Kota Surabaya melakukan beberapa langkah, yang salah satunya dengan pengalokasian dana APBD se efesien mungkin. Segala kegiatan yang dinilai tidak terlalu penting tidak perlu diadakan, dan kegiatan yang dapat dilaksanakan dengan sederhana tidak perlu diadakan secara mewah, yang perlu biaya besar. Disamping itu pengawasan penggunaan dana juga dilakukan secara ketat, jangan sampai ada penyimpangan. [read more]
MENGUAK PEMICU TRAGEDI SYI'AH VS SUNNI DI SAMPANG
Situasi para pengungsi korban kasus Sampang
Written by Basyir Baick
Pada 26 Agustus 2012 yang lalu, di dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang terjadi huru-hara dengan tindak kekerasan, hingga terdapat 47 rumah yang dibakar massa, yang semuanya milik warga Syiah pimpinan Tajul Muluk (kiyai Tajul). Sementara untuk korban jiwa akibat kerusuhan itu ada satu orang meninggal atas nama Hasyim alias Hammamah, usia 36 tahun, warga Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben. Dan ada 282 orang pengungsi, termasuk didalamnya mereka yang dirawat, karena luka berat maupun ringan. [read more]
Pada 26 Agustus 2012 yang lalu, di dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang terjadi huru-hara dengan tindak kekerasan, hingga terdapat 47 rumah yang dibakar massa, yang semuanya milik warga Syiah pimpinan Tajul Muluk (kiyai Tajul). Sementara untuk korban jiwa akibat kerusuhan itu ada satu orang meninggal atas nama Hasyim alias Hammamah, usia 36 tahun, warga Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben. Dan ada 282 orang pengungsi, termasuk didalamnya mereka yang dirawat, karena luka berat maupun ringan. [read more]
PERJALANAN POLITIK ISLAM
Written by Basyir Baick
Islam boleh jadi merupakan agama yang paling kaya dengan pemikiran politik, terentang mulai masalah etika politik, filsafat politik, agama, hukum, hingga tata negara. Tapi keragaman khazanah pemikiran politik Islam itu bisa dikatakan bermuara pada pemikiran tentang hubungan agama dan negara. Di Madinah, tempat hijrah Nabi, Beliau berhasil menyatukan komunitas sosial, yakni kaum pemukim dan kaum pendatang. Lebih dari itu, di Madinah, Nabi juga berhasil mengatur kehidupan kaum Muslim, Nasrani, serta Yahudi dalam komunitas “Negara Madinah” atau “masyarakat Madinah”. Komunitas yang dibentuk Nabi di Madinah inilah yang belakangan acap dirujuk oleh para pemikir Muslim, baik yang liberal maupun yang fundamentalis, sebagai masyarakat Islam ideal. Pemikir liberal lebih suka menyebut komunitas yang dibentuk Nabi di Madinah sebagai “masyarakat madani”, sedangkan mereka yang fundamentalis lebih nyaman menyebut “Negara Madinah”. Namun sepeninggal Nabi yang wafat pada tahun 632 M pemikiran politik Islam tidak pernah lepas diwarnai oleh perdebatan tentang sistem pemerintah, khususnya mengenai hubungan khalifah dan negara [read more]
Written by Basyir Baick
Islam boleh jadi merupakan agama yang paling kaya dengan pemikiran politik, terentang mulai masalah etika politik, filsafat politik, agama, hukum, hingga tata negara. Tapi keragaman khazanah pemikiran politik Islam itu bisa dikatakan bermuara pada pemikiran tentang hubungan agama dan negara. Di Madinah, tempat hijrah Nabi, Beliau berhasil menyatukan komunitas sosial, yakni kaum pemukim dan kaum pendatang. Lebih dari itu, di Madinah, Nabi juga berhasil mengatur kehidupan kaum Muslim, Nasrani, serta Yahudi dalam komunitas “Negara Madinah” atau “masyarakat Madinah”. Komunitas yang dibentuk Nabi di Madinah inilah yang belakangan acap dirujuk oleh para pemikir Muslim, baik yang liberal maupun yang fundamentalis, sebagai masyarakat Islam ideal. Pemikir liberal lebih suka menyebut komunitas yang dibentuk Nabi di Madinah sebagai “masyarakat madani”, sedangkan mereka yang fundamentalis lebih nyaman menyebut “Negara Madinah”. Namun sepeninggal Nabi yang wafat pada tahun 632 M pemikiran politik Islam tidak pernah lepas diwarnai oleh perdebatan tentang sistem pemerintah, khususnya mengenai hubungan khalifah dan negara [read more]
THEODOR W. ADORNO
(Pemikirannya Dalam Dunia Filsafat)
Written by Basyir Baick
Tidak bisa dipungkiri bahwa mayoritas orang di dunia ini berpandangan dengan hadirnya kemajuan teknologi modern, telah menghantarkan manusia pada pola hidup yang serba mudah. Namun demikian, seiring dengan kemajuan perkembangan industri yang banyak menopang laju modernitas tersebut ternyata telah membawa manusia pada keterasingan. Bahkan keterasingan tersebut dalam kemajuan teknologi sudah dimulai ketika manusia berorientasi pada teknologi itu sendiri. Keterasingan manusia dikaitkan dengan proses industrialisasi yang semakin menempatkan harkat manusia yang semakin tidak dihargai. Manusia lebih dipandang sebagai obyek, bukan sebagai subyek. Kerja bukan dilihat sebagai ekspresi kemanusiaan tapi justru diubah menjadi komoditas kapitalistik belaka. Maka apa jadinya apabila kemoderenan, yang notabene merupakan arah dari segala pembangunan dalam kehidupan manusia tersebut ternyata bahkan menghantarkan kehidupan manusia pada keterpurukan? [read more]
Tidak bisa dipungkiri bahwa mayoritas orang di dunia ini berpandangan dengan hadirnya kemajuan teknologi modern, telah menghantarkan manusia pada pola hidup yang serba mudah. Namun demikian, seiring dengan kemajuan perkembangan industri yang banyak menopang laju modernitas tersebut ternyata telah membawa manusia pada keterasingan. Bahkan keterasingan tersebut dalam kemajuan teknologi sudah dimulai ketika manusia berorientasi pada teknologi itu sendiri. Keterasingan manusia dikaitkan dengan proses industrialisasi yang semakin menempatkan harkat manusia yang semakin tidak dihargai. Manusia lebih dipandang sebagai obyek, bukan sebagai subyek. Kerja bukan dilihat sebagai ekspresi kemanusiaan tapi justru diubah menjadi komoditas kapitalistik belaka. Maka apa jadinya apabila kemoderenan, yang notabene merupakan arah dari segala pembangunan dalam kehidupan manusia tersebut ternyata bahkan menghantarkan kehidupan manusia pada keterpurukan? [read more]
PEMBEBASAN KELOMPOK MINORITAS
(Telaah Atas Pemikiran Abdurahman Wahid)
Written by Sholihudin Al-Ayubi
Islam sebagai sebuah agama merupakan institusi sosial yang sudah tentu harus berpartisipasi aktif dalam proses transformasi sosial. Peran penting agama ini di wujudkan dengan manifestasI nilai-nilai luhurnya sehingga tidak hanya sekadar menjadi peran artifisial, tetapi secara faktual suplemen agama di dalam kehidupan di masyarakat tampak kurang fungsional. Agama kurang dapat di perankan oleh pemeluknya dalam memberikan penghargaan terhadap persoalan-persoalan kemanusian universal yang di hadapi umat. [read more]
(Telaah Atas Pemikiran Abdurahman Wahid)
Written by Sholihudin Al-Ayubi
Islam sebagai sebuah agama merupakan institusi sosial yang sudah tentu harus berpartisipasi aktif dalam proses transformasi sosial. Peran penting agama ini di wujudkan dengan manifestasI nilai-nilai luhurnya sehingga tidak hanya sekadar menjadi peran artifisial, tetapi secara faktual suplemen agama di dalam kehidupan di masyarakat tampak kurang fungsional. Agama kurang dapat di perankan oleh pemeluknya dalam memberikan penghargaan terhadap persoalan-persoalan kemanusian universal yang di hadapi umat. [read more]